GAGAK
lenguh kematian mengetuk pintu rumahku
membawa kain kafan untuk ibu
ia tersenyum mengejek padaku
jahil berkicau memicing ajal
kukunci pintu rumah agar ibuku tetap tinggal
ia menertawai leluconku, lantas balas mencakarku brutal
menyeret ibu ke tempat muasal
ingin paruhnya kusumpal, tapi ia mematukku hingga rubuh
ingin sayapnya kuterjang, sayang ia telah bawa ibuku terbang jauh
keningku peluh, wajahku rapuh
ia benar-benar bawa ibuku te tempat ruh-ruh akan tumbuh
GAGAK 2
kan kubalas tangisku semasa bocah
berani betul ia bertekukur
katanya tiba waktuku, untuk masuk lubang kubur
ia salah menganggapku anak kemarin sore, kini aku telah berumur
yang kuat pancung ia hingga hancur
bersama kesendirianku dan kesendirian lainnya melebur
kuharap ibu bahagia, melihatnya kaku terbujur
H. Kurdi, 11-9-2011

Tidak ada komentar:
Posting Komentar