Matahari
tumbang di kaki langit barat sana, menyisakan langit merah. Perlahan cahaya
lampu mengambil alih kota. Lantunan adzan mengalir di permukaan menara. Kutambatkan Supra Fit-X ku di halaman masjid
itu. Satu per satu anak-anak berteriak menubruk kedua kakiku. Berebut menyalami
tanganku. Tawa-tawa lucu tak kalah seru, kocak. Pemandangan ini, suasana ini
membuat hatiku berkedut. Ahh… mereka selalu membuat gairah hidupku semakin
menggebu.
Menjadi Pengajar di Taman Pendidikan
Qur’an untuk generasi-generasi muda, itulah aktivitas soreku sekarang. Setelah
siang memanggang aktivitas dagang, setelah aktivitas dakwah bersama
#IndonesiaTanpaJIL membuat lelahku membuncah, selalu ada seribu alasan yang
mengajakku tetap tetap melangkah menemui mereka, calon pengemban risalah.
Anak-anak? Dari tangan merekalah
kelak peradaban madani muncul kembali. Apalah artinya diriku bila tak bisa
mengawal mimpi mereka. Tak akan ada yang tahu jadi apa mereka 10-20 tahun
kedepan. Jangan-jangan mereka akan menjadi pemimpin bangsa, atau guru hebat,
pengusaha muslim, dokter, juru rawat, penulis, ahh… siapa yang tahu? Yang jelas
aku mau menjadi bagian guna mendidik mereka. Bahkan aku bermimpi membuat Islamic Boarding School untuk asupan
pendidikan anak-anak di kota Bekasi. Seperti halnya Komunitas menara A. Fuadi
atau TK Khalifah Ippo Santosa.
Semoga saja. :D
 |
| Narsisnya murid-murid putri |
 |
| Guru-guru TPA Al-Ihsan |
 |
| Murid favoridku, calon mujahid |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar