Selasa, 15 Oktober 2013

UNTUK ANAK-ANAK BEKASI

Matahari tumbang di kaki langit barat sana, menyisakan langit merah. Perlahan cahaya lampu mengambil alih kota. Lantunan adzan mengalir di permukaan menara.  Kutambatkan Supra Fit-X ku di halaman masjid itu. Satu per satu anak-anak berteriak menubruk kedua kakiku. Berebut menyalami tanganku. Tawa-tawa lucu tak kalah seru, kocak. Pemandangan ini, suasana ini membuat hatiku berkedut. Ahh… mereka selalu membuat gairah hidupku semakin menggebu.
            
Menjadi Pengajar di Taman Pendidikan Qur’an untuk generasi-generasi muda, itulah aktivitas soreku sekarang. Setelah siang memanggang aktivitas dagang, setelah aktivitas dakwah bersama #IndonesiaTanpaJIL membuat lelahku membuncah, selalu ada seribu alasan yang mengajakku tetap tetap melangkah menemui mereka, calon pengemban risalah. 

Anak-anak? Dari tangan merekalah kelak peradaban madani muncul kembali. Apalah artinya diriku bila tak bisa mengawal mimpi mereka. Tak akan ada yang tahu jadi apa mereka 10-20 tahun kedepan. Jangan-jangan mereka akan menjadi pemimpin bangsa, atau guru hebat, pengusaha muslim, dokter, juru rawat, penulis, ahh… siapa yang tahu? Yang jelas aku mau menjadi bagian guna mendidik mereka. Bahkan aku bermimpi membuat Islamic Boarding School untuk asupan pendidikan anak-anak di kota Bekasi. Seperti halnya Komunitas menara A. Fuadi atau TK Khalifah Ippo Santosa. 

Semoga saja. :D
Narsisnya murid-murid putri

Guru-guru TPA Al-Ihsan

Murid favoridku, calon mujahid

Selasa, 01 Oktober 2013

MENGENAL BAHAYA ISLAM LIBERAL

Apa itu liberalisme? Istilah liberal berasal dari bahasa latin: liber yang maknanya bebas, merdeka. Prinsip utama paham ini adalah tunduk pada otoritas yang bertentangan dengan hak azasi manusia serta kebebasan dan harga diri. Paham liberal menjadikan relativisme sebagai tonggak dalam menilai suatu kebenaran; kebenaran bersifat relative sesuai dengan culture dan kondisi masyarakat setempat.
            
Sementara liberalisme agama sendiri memahami nash-nash agama (Al-Qur’an dan Sunnah) dengan akal dan pikiran yang bebas. Dalam situs resminya, Jaringan Islam Liberal menempatkan kebebasan ber-ijtihad pada suatu dimensi Islam sebagai landasan Islam liberal.
            
Selain itu Islam liberal pun mengakui adanya “wahyu progresif” dan gerak sejarah yang maju sehingga mendekati cita kemanusiaan yang universal sebagaimana mereka kehendaki. Wahyu progresif adalah wahyu yang tidak dipandang berhenti hanya karena wafatnya Rasulullah saw. Meski  Rasulullah saw telah tiada, pewahyuan tetap berjalan terus melalui ijtihad manusia, rasio dan otak. Maka tidaklah heran kalau mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an turun ke bumi berdasarkan situasi kemanusiaan yang terus berkembang.
            
Usut punya usut ternyata opini mereka mengenai wahyu progresif diilhami oleh paham gradualisme (evolusi). Ini menjadi lucu dikalangan intelektual muslim lainnya. Bahkan peradaban Barat sendiri belakangan mulai meragukan teori khayalan dari Charles Darwin tersebut.

Well, ada beberapa hal yang mengundang pertanyaan sebenarnya, apakah semua sejarah berdasarkan paham dari gradualisme (evolusi)? Lebih lanjut mengenai wahyu progresif, apakah penalaran kita (selaku manusia biasa) juga bisa disebut wahyu? Mengapa mereka seenaknya menggunakan kata wahyu? Bukankah wahyu hanya diturunkan kepada Rasulullah saw saja?

Proses liberalisasi rupanya tidak hanya menyentuh aspek akidah dan syariah, namun juga telah mencabik-cabik kitab suci Al-Qur’an. Akhirnya dapat kita simpulkan Liberalisme ini adalah paham pembebasan manusia dari agama-agama dan aturan-aturan keagamaan. Pengusung ide ini menganggap agama hanyalah hubungan individu antara manusia dan khaliqnya dan tidak berhak mengintervensi kepentingan publik.

Sejatinya Islam merupakan agama otentik dan bermuatan konsep yang final dan diturunkan Allah SWT. Maka dapat kita pahami penggunaan Islam sebagai pendukung ideologi liberal sangatlah bertentangan dan tidak dibenarkan. Maka melalui ketentuan Fatwa MUI No.7/Munas VII/MUI/11/2005 menyatakan paham liberal adalah haram. Wallahu a’lam bi shawab.

***
Bukti Jahadnya Komentar Mereka di Twitter 

Assyaukanie salah satu pegiat JIL

Selasa, 14 Mei 2013

#KOPROL: KARENA KITA PURNAMA


“Yang pakai baju kuning namanya kak Yogi Prastiyo, akun twitter-nya sama. Di sebelahnya Robbi Rodliya akun twitter-nya juga sama…. ” ucap seorang peserta mengawali sesi temu kenal kopdar follower alias #KOPROL.

Yap, karena tak kenal maka tak sayang, demikian petuah bijak mengatakan. Sebab ukhuwah mengajarkan, yang tertarik itu menarik. Ups, tapi jangan salah sangka dulu loh. Maksudnya adalah untuk menunjukkan ketertarikan kepada sesama, maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus berjuang keras untuk menghafal nama-nama.

Seperti yang pernah diucapkan oleh Dale Carnegie dalam bukunya Bagaimana Mendapatkan dan Mempengaruhi Manusia, mengatakan “Tidak ada yang lebih manis terdengar di telinga seseorang, dibandingkan nama atau panggilan kesukaannya.”

Karena tabiat dakwah itu saling mengenal, maka #KOPROL pun dikenal (halah #apa sihyogi).

Adalah  pada ahad, 12 Mei 2013 yang bertempat di rumah salah satu anggota #ITJBekasi ini @anitahindriani, mempertemukan beberapa orang follower @ITJBekasi dalam ajang temu sapa dengan beberapa penggerak @ITJBekasi. Mulai dari ketua, pengurus dan sub-sub chapter yang bernaung di bawahnya.

Dalam sesi perkenalan ini, kak @ariadecan selaku koordinator chapter, memberikan beberapa wejangan betapa bahayanya arus Liberalisasi masa kini. Dari sejak bangun tidur, menikmati aktivitas pagi, siang, sore dan malam sampai-sampai kita tanpa sadar dicekoki virus tersebut dari arah yang tidak diduga-duga. Dari media televisi misalnya, atau obrolan dengan teman sejawat yang intinya gak jauh-jauh dari media. Memuat gossip atau skandal artis yang isinya sangatlah jauh dari akhlak dan nilai islam.

Hiiii, serem banget yah! L

Tapi tak perlu cemas kawan, karena #IndonesiaTanpaJIL sudah hadir di Bekasi (JRENG! JRENG!). Sebagai sahabat juga saudara dimanapun kamu berada (ceileeeeh… suit suiiiiiit ^_^d).

Yah bukankah hakikat sahabat, ia menguatkan sesiapa insan lemah, meneguhkan sesiapa insan goyah. Ia bertugas saling nasehat menasihati dalam kebaikan. Seperti yang diungkapkan oleh ustadz Taqi (Seorang Imam masjid Al-Ihsan) dalam tausiyah singkatnya, kita mestilah saling memberi dan menerima dalam kebaikan (nasihat).

Ingat sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya atau engkau membelinya atau engkau hanya akan mencium harumnya. Sementara pandai besi mungkin akan membakar bajumu atau mungkin engkau akan mencium bau yang tidak sedap.” (HR Bukhari dan Muslim).

Lebih lanjut, Rasulullah saw pun pernah bersabda, “Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa ia berteman.” (Tirmidzi, Ahmad, dan Abu Dawud).

Well, jangan sampai kita salah memilih teman yah, apalagi teman hidup hi-hi-hi. Kudu wajib jangan salah pilih hi-hi-hi.

#Oke #Lanjut #FOKUS

Jadi pilihlah teman yang sama-sama membawa kebaikan. Jika di dunia nyata ada preman yang kerjaannya mengintimidasi, menakuti, pun demikiannya di dunia maya. Bahkan jauh lebih kejam. Di dunia maya ada profil-profil yang tidak mempunyai pekerjaan, selain dari pada mem-bully, bicara jorok, menghina agama dan lain-lain. Maka hindarilah mereka. Alih-alih waktu terbuang percuma menanggapi orang-orang yang kita tidak mendapat untung, ilmu, serta manfaat apalagi barokah. Khawatir terbakar karena terciprat api besi.

Lebih jauh @ITJBekasi hadir seperti halnya bulan yang sedang purnama. Hey, tahukah engkau bahwa bulan tidak memiliki cahaya. Tapi kenapa yah ia bisa bersinar? Kenapa hayoooo?

Jawabannya adalah karena ia memantulkan cahaya dari benda lain, bernama matahari.

So, janganlah cemas kalau-kalau kita tidak memiliki cahaya sendiri. Janganlah minder, apalagi kuper. Jadikan saja diri ini sebagai tempat memantulkan cahaya, toh nanti-nanti kita ikut bersinar indah.

Punya sahabat-sahabat yang baik dan saling menasihati. Pantulkan saja sinar nasihatnya, kasih feed-back yang baik, copy-paste perilaku baiknya, kemudian share ilmu-ilmu darinya. Punya sahabat yang pandai mengaji dan rajin mengerjakan amalan sunnah. Yaah pantulkan saja sinarnya, ikuti saja, ikutan nyemplung saja. Byuuuuuur! (Basah deh kakak hi-hi-hi)

Dan… tunggulah kabar baiknya. Lama-lama kita sendiri yang akan memiliki cahayanya. Yah kita sendiri yang memancarkan cahaya kebaikan.

Well, sekali lagi MENGAPA PURNAMA BISA BEGITU INDAH? Karena eh karena, ia memantulkan cahaya matahari di malam yang gelap. Maukah engkau sepertinya, menjadi bagian dari sang purnama memancar sinar kebaikan, penyeru pada iman?

Duhai Robbi, izinkan kami membersamainya.
***



Bekasi 13-5-2013

Kamis, 09 Mei 2013

#ITJBekasi GOES TO SCHOOL



“Kak, apa sih bedanya orang JIL dengan kita yang bukan JIL?” Antusias seorang siswa bertanya.

Yah itulah secuplik pertanyaan yang sering diutarakan oleh peserta di beberapa sekolah yang kami kunjungi. Begitu dahsyatnya serangan liberalisasi hingga anak-anak sekolah pun tanpa sadar sulit membedakan apakah orang JIL itu berkumis, berwajah sangar, bertato tulang tengkorak, atau berpakaian ala preman. Bukan, bukanlah ciri fisik yang membedakan itu semua. Secara kasat mata, kita (orang-orang yang anti JIL) dengan mereka sama. Memiliki kondisi fisik yang sama, bahkan bisa jadi dari segi penampilan pun mereka tampak lebih soleh dari kita.

Lantas apa dong yang membedakannya?

Adalah gaya pemahaman mereka terhada agama Islam. Mereka berusaha melegalkan sesuatu yang sudah disepakati oleh para ulama sebagai larangan alias haram. Sebagai contoh mereka dengan dalil-dalil liberalnya menolak RUU Pornografi, merestui pernikahan lintas agama, mempertanyakan larangan minum minuman keras, bahkan mereka berusaha memprovokasi lewat media kalau perilaku homo sex dan semacamnya adalah sah.

Inilah yang dikhawatirkan akan merusak akhlak generasi muda kota Bekasi. Karena derasnya arus media pulalah agenda-agenda besar mereka turut tanpa sadar meracuni pola pikir pemuda-pemudi negeri. Bayangkan adik-adik banyak anak SMA bahkan SMP tersandung kasus pelecehan seksual, lantaran keranjingan menontong tayangan porno. Atau mudah sekali kita temukan aneka minuman keras di pasaran, bahkan di jual di minimarket dengan merek dan kadar alkohol tertentu. Ini sungguh sungguhlan menyeramkan!

Atas dasar itulah kami #IndonesiaTanpaJIL @ITJBekasi memberikan sosialisasi tentang bahaya pemikiran liberalisasi, yang kian hari kian besar arusnya. Dan Alhamdulillah, @ITJBekasi telah melakukan aksinya dengan tema #GoesToSchool ke SMA 5 Tambun Selatan, SMA 12 Bekasi, SMA 2 Bekasi, SMA 5 Bekasi, SMA 3 Bekasi, dan terakhir pada sabtu tanggal 4 Mei 2013 akan mengunjungi adik-adik SMA 6 Kota Bekasi. Agenda yang diprakarsai oleh tim SDM ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi adik-adik sekaligus sebagai imunitas dari virus liberal itu sendiri.

Bukan hanya itu selepas dari agenda sosialisasi, @ITJBekasi pun membuat sub-sub chapter anti JIL di sekolah guna menjaga sekaligus menyaring pemikiran-pemikiran yang berusaha masuk ke bangku sekolah. Selain membuat subchapter @ITJBekasi juga berencana mengadakan kajian rutinan untuk seluruh sub chapter yang telah dibentuk guna meng-up grate pemahaman bahaya liberalisme.

Nah, bagi adik-adik generasi masa depan Bekasi, yang sekolahnya belum kami kunjungi, segera deh hubungi kak @yogiprastiyo. Ayuk buruan pesan jadwalnya dan nantikan kehadiran kami di sekolahmu. Ditunggu yah! J

***